Geliat Ramadhan
Bus Kalisari
Minggu,26 Mei 2019
*Part 1
Masih seputar bulan Ramadhan 1440H, kali ini kita bahas tentang yang khas setiap bulan suci ini datang, tepatnya tentang tradisi masyarakat kita. Sebenarnya ada yang terasa aneh (red:anomali) ketika memasuki Ramadhan, yakni konsumsi masyarakat cenderung meningkat!!! Nah loh. Fakta ini cukup menarik dan berbanding terbalik dengan perintah atas puasa. Bisa jadi pas buka puasa merupakan momen yang pas untuk 'balas dendam' untuk melahap sajian takjil yang dibeli dari bazar Ramadhan..uuppppssss...
Terlepas dari semua itu yang penting ibadah kita lillAhita'ala..aamiin...
Beberapa hal menarik tradisi menjelang Ramadhan
1. Ziarah Kubur
Dibeberapa wilayah negeri ini terutama wilayah jawa dan sekitarnya mungkin masih bertahan tradisi ziarah kubur. Ziarah kubur atau nyekar menjelang Ramadhan biasanya dilakukan ke makam-makam sesepuh atau keluarga. Ritual yang dilakukan pun beraneka ragam, ada yang membawa kembang, ngaji dan ada juga yang sekedar membersihkan makam. Ada beberapa masyarakat yang percaya bahwa arwah para leluhur pulang ketika Ramadhan datang. Tentang benar dan tidaknya bergantung pada masing-masing individu.
2. Megengan/ Kenduri
Dalam kebiasaan di masyarakat, untuk menyambut datangnya bulan suci, sebagai bentuk rasa syukur, mereka mengadakan tasyakuran atau kenduri. Megengan merupakan bentuk rasa terimakasih kepada Sang Pencipta atas nikmat kesehatan, rejeki dan kesempatan telah dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Selain itu, megengan juga bisa diartikan sebagai bentuk permintamaafan antara satu dengan yang lain. Jajanan yang khas menemani berkatan adalah apem. Ya, kue yang terbuat dari tepung beras itu seolah menjadi simbol permintamaafan. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang sekedar bulat sekira roti biskuit dan tebal dua centimeter. Namun, ada yang berbentuk mirip kucur. Apem konon berasal dari bahasa Arab, Afhuum, yang artinya maaf;memaafkan. Hal ini menjadi bukti masyarakat Jawa memang terkenal dengan filosofi yang kental!
3. Merconan/ Petasan
Mercon atau petasan di era 90'an sangat bebas untuk diperjual belikan. Bahkan untuk memperolehnya sangat mudah. Dijual dirumah-rumah dikampung hampir setiap gang dengan harga yang kompetitif. Mercon letek cukup 'tenar' dijamannya. Disebut letek karena ukurannya yang tak lebih seukuran kelingking orang dewasa. Kalaupun ingin suara yang dihasilkan cukup kuat, beli mercon yang seukuran jempol. Namun, semua dibatasi setelah bom mengguncang Bali diawal tahun 2000'an. Penjualan bahan peledak termasuk obat mercon/mimis mulai diawasi secara ketat peredarannya. Walhasil, setiap Ramadhan mulai sepi suara petasan. Namun, ada bentuk lain mercon yang 'dilegalkan', yakni mercon kembang api. Keberadaan petasan kembang api ini cukup mudah dijumpai. Harganya pun jauh lebih mahal dibanding mercon letek. Namun, tak usah khawatir, ada 'mercon tradisional' yang cukup hemat biaya. Mercon bumbung. Ya, terbuat dari seruas bambu apus sekira satu hingga satu setengah meteran, dengan dilubangi sebesar koin lima ratus rupiah diujung nya dan buang sekat antar ruasnya. 'bahan peledak' nya cukup pakai karbit atau bensin. Murah meriah yang penting bahagia 😁
4. Bazar Ramadhan/ Takjil
Sering kita jumpai dipinggir-pinggir jalan lapak dadakan untuk menjajakan makanan siap saji/ takjil. Aneka lauk,kue, minuman dan sayuran siap santap dijajakan. Tinggal pilih menyesuaikan selera dan kantong tentunya. Kebanyakan adalah masakan rumahan yang ditawarkan. Mulai dari pelasan, botokan, ayam bakar, urap-urap dsb. Keberadaan penjual takjil ini cukup membantu para ibu rumah tangga/ wanita karier yang mungkin tidak sempat memasak untuk keluarga. Biasanya menu wajib yang cukup laris adalah gorengan dan aneka es.
*to be continue
Minggu,26 Mei 2019
*Part 1
Masih seputar bulan Ramadhan 1440H, kali ini kita bahas tentang yang khas setiap bulan suci ini datang, tepatnya tentang tradisi masyarakat kita. Sebenarnya ada yang terasa aneh (red:anomali) ketika memasuki Ramadhan, yakni konsumsi masyarakat cenderung meningkat!!! Nah loh. Fakta ini cukup menarik dan berbanding terbalik dengan perintah atas puasa. Bisa jadi pas buka puasa merupakan momen yang pas untuk 'balas dendam' untuk melahap sajian takjil yang dibeli dari bazar Ramadhan..uuppppssss...
Terlepas dari semua itu yang penting ibadah kita lillAhita'ala..aamiin...
Beberapa hal menarik tradisi menjelang Ramadhan
1. Ziarah Kubur
Dibeberapa wilayah negeri ini terutama wilayah jawa dan sekitarnya mungkin masih bertahan tradisi ziarah kubur. Ziarah kubur atau nyekar menjelang Ramadhan biasanya dilakukan ke makam-makam sesepuh atau keluarga. Ritual yang dilakukan pun beraneka ragam, ada yang membawa kembang, ngaji dan ada juga yang sekedar membersihkan makam. Ada beberapa masyarakat yang percaya bahwa arwah para leluhur pulang ketika Ramadhan datang. Tentang benar dan tidaknya bergantung pada masing-masing individu.
2. Megengan/ Kenduri
Dalam kebiasaan di masyarakat, untuk menyambut datangnya bulan suci, sebagai bentuk rasa syukur, mereka mengadakan tasyakuran atau kenduri. Megengan merupakan bentuk rasa terimakasih kepada Sang Pencipta atas nikmat kesehatan, rejeki dan kesempatan telah dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Selain itu, megengan juga bisa diartikan sebagai bentuk permintamaafan antara satu dengan yang lain. Jajanan yang khas menemani berkatan adalah apem. Ya, kue yang terbuat dari tepung beras itu seolah menjadi simbol permintamaafan. Bentuknya pun bermacam-macam. Ada yang sekedar bulat sekira roti biskuit dan tebal dua centimeter. Namun, ada yang berbentuk mirip kucur. Apem konon berasal dari bahasa Arab, Afhuum, yang artinya maaf;memaafkan. Hal ini menjadi bukti masyarakat Jawa memang terkenal dengan filosofi yang kental!
3. Merconan/ Petasan
Mercon atau petasan di era 90'an sangat bebas untuk diperjual belikan. Bahkan untuk memperolehnya sangat mudah. Dijual dirumah-rumah dikampung hampir setiap gang dengan harga yang kompetitif. Mercon letek cukup 'tenar' dijamannya. Disebut letek karena ukurannya yang tak lebih seukuran kelingking orang dewasa. Kalaupun ingin suara yang dihasilkan cukup kuat, beli mercon yang seukuran jempol. Namun, semua dibatasi setelah bom mengguncang Bali diawal tahun 2000'an. Penjualan bahan peledak termasuk obat mercon/mimis mulai diawasi secara ketat peredarannya. Walhasil, setiap Ramadhan mulai sepi suara petasan. Namun, ada bentuk lain mercon yang 'dilegalkan', yakni mercon kembang api. Keberadaan petasan kembang api ini cukup mudah dijumpai. Harganya pun jauh lebih mahal dibanding mercon letek. Namun, tak usah khawatir, ada 'mercon tradisional' yang cukup hemat biaya. Mercon bumbung. Ya, terbuat dari seruas bambu apus sekira satu hingga satu setengah meteran, dengan dilubangi sebesar koin lima ratus rupiah diujung nya dan buang sekat antar ruasnya. 'bahan peledak' nya cukup pakai karbit atau bensin. Murah meriah yang penting bahagia 😁
4. Bazar Ramadhan/ Takjil
Sering kita jumpai dipinggir-pinggir jalan lapak dadakan untuk menjajakan makanan siap saji/ takjil. Aneka lauk,kue, minuman dan sayuran siap santap dijajakan. Tinggal pilih menyesuaikan selera dan kantong tentunya. Kebanyakan adalah masakan rumahan yang ditawarkan. Mulai dari pelasan, botokan, ayam bakar, urap-urap dsb. Keberadaan penjual takjil ini cukup membantu para ibu rumah tangga/ wanita karier yang mungkin tidak sempat memasak untuk keluarga. Biasanya menu wajib yang cukup laris adalah gorengan dan aneka es.
*to be continue
Komentar
Posting Komentar
Besongol.xyz