Islamic Center (alun-alun) Gresik, apa kabarmu?

Lalu lalang kendaraan cukup lengang malam itu. Pedagang berjajar rapi memanjang jalan, bak kereta api. Kelap kelip lampu warna-warni tampak meriah dari kejauhan. Hembusan angin cukup kuat untuk menggoyang ranting dan dedaunan Rimbun, tapi tampak sepi pengunjung, maklum belum memasuki akhir pekan. Disekelilingnya, diapit gedung tua yang tampak terbengkalai, meskipun masih ada penerangan. Temboknya tampak runtuh dibeberapa bagian. Pilarnya masih berdiri tegak dan kokoh, besar, cukup kuat untuk menahan beban bangunan keseluruhan. Sayup-sayup terdengar tilawah Al-Quran dari corong Masjid Jami'. Ya, kami sedang berada di "eks" alun-alun Kabupaten Gresik.

Bagi masyarakat Gresik, alun-alun bukan merupakan tempat yang asing, bahkan menjadi jujugan ketika memasuki akhir pekan. Letaknya yang berdekatan dengan kompleks Makam Maulana Malik Ibrahim, menjadikan alun-alun Gresik sebagai wisata alternatif selain wisata religi. Melihat peluang ekonomi yang ada, semakin banyak pedagang kaki lima yang menggelar lapak dagangnya. Bisa ditebak, semakin hari, jumlah PKL semakin membeludak. Imbasnya, wilayah alun-alun yang seharusnya bersih (karena berdekatan dengan kompleks wisata religi) dan tertata rapi, berubah jadi "pasar" tumpah yang cenderung kotor dan kumuh.

Dengan kondisi PKL yang semakin "liar" dan cenderung sulit ditertibkan, muncul ide dari Pemkab Gresik untuk mengubah image alun-alun yang kumuh, kotor dan macet, menjadi kawasan yang lebih bersih, nyaman dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat. Gagasan dibangunnya Islamic Center (IC) akhirnya dipilih. Bukan tanpa alasan, keberadaan IC ini sangat logis jika merujuk pada lokasinya. Berseberangan langsung dengan Masjid Jami' dan bersebelahan dengan Kantor Gedung DPRD Kabupaten Gresik.

Beberapa bulan yang lalu, IC telah diresmikan. Pembangunan IC menelan biaya miliaran rupiah yang bersumber dari APBD. Sekilas, bangunan nampak seperti taman gantung memutar seluas lapangan bola. Kesan sejuk dan asri muncul karena berbagai tanaman menjulang tinggi ditanam diseputar IC, ditambah rerumputan hijau disekitarnya.

Bukan hanya dilantai "dasar" untuk menikmati wisata IC, pengunjung bisa naik ke "lantai dua". Disetiap sudut IC, terdapat anak tangga, akses menuju "lantai dua" lengkap dengan miniatur menara, khas bangunan Islam, total ada empat menara. IC yang bentuknya segiempat itu, memiliki gedung mirip dengan aula, persis ditengah-tengah. Atapnya menyerupai limas segiempat bertingkat dua, mirip pendopo dijaman dulu. Dibagian langit-langitnya dipasang kayu berwarna kecoklatan polos tanpa pahatan. Ukuran aulanya cukup luas, namun terkesan melompong, tanpa sentuhan artistik sedikitpun. Seharusnya pada langit-langit bisa diukir untuk mengisahkan sejarah Kabupaten Gresik, atau dengan kondisi yang ada sekarang, ditambah lukisan/ gambar Gresik tempo doeloe dipasang disetiap sisi aula. Perpaduan arsitektur Jawa dan Arab sangat kuat, terlihat dari menara disetiap sudut IC dan aulanya yang berbentuk menyerupai pendopo.

Kekurangan yang lain diantaranya instalasi kabel listrik yang kurang aman. IC yang dikelilingi pagar besi, cukup rentan teraliri arus listrik. Tampak beberapa kabel listrik untuk penerangan dipasang secara asal-asalan. Kabel dipasang tanpa adanya isolator atau pipa pelindung, sehingga kabel rentan mengelupas. Belum adanya pagar pembatas pada sisi luar, membuat sepeda motor bisa masuk sampai ketengah area IC.

Dan yang tak kalah pentingnya, belum genap setahun diresmikan, kabar miring sempat membuat heboh warga Gresik. IC beralih fungsi sebagai tempat memadu kasih (red: pacaran) muda-mudi. Ternyata berita tersebut bukan isapan jempol. Kami yang berkesempatan berkunjung mendapati beberapa pasangan muda-mudi yang "lesehan" duduk berdua dijalanan "lantai dua" IC. Tampak tak canggung bergandengan tangan bahkan hingga berangkulan. Cukup miris, mengingat tujuan awalnya adalah IC sebagai tempat penyangga wisata religi.

Semoga perbaikan dan pengawasan di sekitar kawasan IC bisa ditingkatkan. Karena memelihara bangunan lebih berat daripada membangun bangunan itu sendiri.

#Gresik #KabupatenGresik #GresikSumpek #Alun-alun #IslamicCenter #BumiWali #JokoSamudro #SunanGiri #MaulanaMalikIbrahim #WisataReligi #JawaTimur #Indonesia #KotaPudak








Komentar

Posting Komentar

Besongol.xyz

Postingan populer dari blog ini

Namanya Abadi, tapi (tak) Dapat Ditinggali

Ranting Pena

[2nd Day] SILO Mentality, Growth or Fixed?