Jakarta dengan Moda Raya Terpadu
Arus urbanisasi ke ibukota memang tak bisa dicegah, mengingat pemerataan ekonomi di negeri ini belum sampai ke pelosok. Tanpa dibekali keterampilan yang mumpuni, akan susah untuk berkembang di kota ini. Walhasil, mereka dengan modal nekad tak jarang harus kembali ke daerah dengan tangan kosong. Namun, tak jarang putra daerah dari pelosok negeri juga bisa eksis dan sukses di Jakarta.
Iming-iming upah yang tinggi di atas rata-rata menjadi salah satu alasan, mengapa banyak putra daerah yang mencari peruntungan di ibukota. Banyak diantara perusahaan dengan brand-brand raksasa dunia dan lokal berkantor pusat disini. Tak heran jika gedung-gedung tinggi pencakar langit adalah kompleks perkantoran.
Tingkat mobilitas nya pun sangat tinggi. Tengok saja ketika jam masuk dan keluar kantor, macet terjadi hampir diseluruh ruas jalan ibukota. Sehingga pemerintah perlu mengakomodasi transportasi umum agar perputaran roda ekonomi tak terganggu. Kemacetan di Jakarta tak bisa dihindari, banyak mobil pribadi beredar di ibukota.
Berbagai strategi Pemerintah Propinsi Jakarta telah dilakukan untuk mengurai kemacetan yang terjadi. Salah satunya ada pembangunan tol dalam kota. Namun, seiring berjalannya waktu, pembangunan tol tengah kota tidak cukup untuk menampung jumlah kendaraan roda empat yang semakin hari semakin tak terbendung. Langkah lain yang diambil adalah penerapan pelat nomor ganjil genap (GaGe). Pelat dengan nomor genap hanya boleh melintas diruas jalan yang ditetapkan pada saat tanggal genap, begitu juga dengan pelat nomor ganjil. Akan tetapi cara ini kurang efektif karena justru masyarakat kalangan sultan menambah/ membeli unit mobil dengan nomor ganjil dan genap, nah loh!
Memperbaiki transportasi publik yang terintegrasi akhirnya menjadi pilihan berikutnya. Sejak tahun 2019, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta fase satu mulai beroperasi. Moda transportasi berkonsep kereta listrik ini memakan waktu lima tahun masa pembangunan nya. Bekerjasama dengan perusahaan Jepang, MRT bisa dibilang cukup canggih, modern dan cepat.
Pada fase satu ini, start dari Stasiun Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan finish di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat. Panjang jalur fase satu ini kurang lebih 15 kilometer (dari 110 km yang direncanakan). Ada yang menarik dari desain lintasan kereta listrik ini. Mulai dari Stasiun Lebak Bulus hingga Stasiun Blok M jalur rel berada di atas jalan raya, lepas blok M hingga Stasiun Bundaran HI jalur MRT berada dibawah tanah alias terowongan, keren bukan!!!
"Kemewahan" MRT ini bisa dilihat dari desain stasiunnya. Setiap stasiun dilengkapi dengan lift dan eskalator. Setiap stasiun terdiri dari dua lantai. Untuk menuju lantai satu, calon penumpang bisa menggunakan akses lift, eskalator atau kalau mau sedikit olahraga ada tangga manual. Jangan khawatir jika dalam perjalanan anda tiba-tiba lapar, dibeberapa stasiun ada lapak makanan ringan, cukup untuk mengganjal perut.
Kecanggihan MRT made in Jepang ini sudah terlihat dari cara pembayarannya. MRT tidak menerima pembayaran tunai, wajib menggunakan e-Money atau kartu MRT yang tersedia disetiap stasiun. Dilantai satu ada petugas keamanan yang stand by untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan calon penumpang. Setelah anda dirasa tidak membawa barang yang membahayakan, step selanjutnya adalah melakukan tab kartu untuk entry dan melanjutkan ke lantai dua.
Lantai dua merupakan lantai utama tempat pemberhentian dan pemberangkatan penumpang. Disetiap sudut stasiun tersedia peta kecil sebagai panduan bagi penumpang untuk mengakses tempat terdekat dengan radius kurang lebih 400 meter dari stasiun tujuan. Ada juga peta rute yang akan dilalui MRT yang anda tumpangi.
Pada jam sibuk, jeda kedatangan antar kereta sekitar 5 menit dan waktu yang sama diperlukan untuk mencapai dari stasiun pertama ke stasiun kedua, cepat bukan!!!Waktu tunggu untuk menurunkan dan mengangkut penumpang kurang lebih tiga menitan. Gate untuk memasuki kereta juga sudah otomatis loh!
Tarif untuk MRT juga sangat terjangkau. Jika anda melewati empat stasiun, cukup merogoh kocek lima ribu rupiah saja guys! Ya, karena dari stasiun keberangkatan/ pertama ke stasiun kedua hanya dikenakan tarif tiga ribu rupiah dan untuk stasiun selanjutnya hanya di charge seribu rupiah! Super murah kan?
Semoga fasilitas MRT yang ada saat ini bisa dipertahankan atau bahkan mungkin ditingkatkan, agar anak cucu bisa mewarisi moda transportasi modern ini!!!Aamiin
#Jakarta #IbukotaJakarta #JakartaInsight #JakartaRaya #JakartaPunyaCerita #JakartaApik #JakartaAsyik #JakartaKeren #JakartaSelatan #JakartaPusat #JakartaTimur #JakartaBarat #JakartaUtara #Jabodetabek #WonderfulJakarta
Komentar
Posting Komentar
Besongol.xyz