'Marung' di Perbatasan BoCian

Setelah sekian purnama akhirnya bisa menghabiskan malam minggu ke Puncak Bogor. Corona yang hampir setahun melanda negeri ini membuat sektor wisata terpukul, tak terkecuali wisata puncak. Namun seiring berjalannya waktu, perlahan sektor wisata kini menunjukkan pemulihan. Terlihat dari kondisi lalu lintas menuju puncak pada hari Sabtu, 06 Maret 2021 sangat padat dan cenderung macet. 
Sebelum memutuskan perjalanan ke puncak, kami sengaja browsing tentang persyaratan calon wisatawan yang akan menuju wisata puncak, Bogor. Mengingat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berskala mikro (PPKM Mikro)  oleh pemerintah Kabupaten Bogor. Persyaratannya tak tanggung-tanggung, membawa hasil rapid test antigen negatif! Untuk menghindari razia, tak ada salahnya untuk mencari informasi tentang persyaratan perjalanan ke Puncak Bogor agar perjalanan anda lancar dan selamat sampai tujuan.
Ternyata sepanjang perjalanan tidak kami jumpai razia petugas pengawas protokol kesehatan. Namun, demi keamanan dan kenyamanan bersama, ada baiknya Anda selalu menerapkan protokol kesehatan. 
Ada yang membuat penasaran yakni sensasi wisata di Puncak Bogor. Jika menilik berita di televisi maupun media online, setiap akhir pekan dan menjelang long weekend, kawasan puncak selalu dipadati pengunjung, terutama wisatawan dari Ibukota, Jakarta. Bahkan mereka harus rela menghabiskan waktu berjam-jam di jalan untuk menjangkau kawasan wisata yang dituju. Mungkin bagi Anda yang berada di daerah atau di kota lainnya cukup familiar dengan daerah atau nama tempat seperti exit tol Ciawi, Simpang Gadog, Megamendung dan Kawasan Wisata Puncak yang sering diberitakan oleh media.
Diarea pintu keluar tol Ciawi ada rest area yang cukup luas dengan fasilitas umum yang lengkap. Mulai dari Mushollah, SPBU, restoran dan area parkir yang cukup luas, pas bagi Anda selepas terjebak macet di tol untuk sekadar ngopi dan beristirahat sejenak 😁
Simpang Gadong merupakan area perempatan jalan yang cukup rawan terjadinya bottle neck antara arus lalu lintas yang keluar dan menuju tol, serta arus lalu lintas menuju pusat Kota Bogor,sehingga tak jarang harus diberlakukan buka tutup di area ini. Ada jam-jam tertentu pemberlakuan buka tutup lalin. Solusinya, Anda harus mengetahui jalur alternatif untuk menuju atau keluar daerah wisata puncak. Banyak diantara warga sekitar yang memanfaatkan momen ini, jasa penunjuk jalan! Namun jangan khawatir, diera teknologi cukup banyak alternatif pilihan untuk menjangkau tujuan anda, bisa melalui google maps, waze maupun aplikasi lainnya. Sedangkan Megamendung merupakan jalan utama menuju wisata Puncak Bogor. Sepanjang jalan sangat mudah dijumpai pusat oleh-oleh khas Bogor dan rumah makan serta penginapan. Tak ayal kemacetan sering terjadi diarea ini.
"Mendarat" di puncak Bogor sekira pukul 21.30 WIB, suasananya sungguh diluar dugaan!Cukup ramai dan padat! Rupanya pandemi yang berlarut-larut membuat kebanyakan masyarakat mulai jenuh dirumah saja. Pengunjung yang bermalam mingguan di puncak didominasi kaum muda alias milenial, meskipun tak jarang pula rombongan keluarga menghabiskan waktu di Puncak Bogor yang dingin dan sejuk. Warung dan restoran dikanan dan kiri jalan cukup ramai, bahkan kami harus beberapa kali putar balik untuk mendapatkan tempat parkir! 
Pilihan kami pun jatuh pada Wartaz atau Warung Perbatasan (kalau tidak salah sih...😂). Setiap warung disana menjual view kelap kelip lampu perkotaan yang cukup jelas dan menawan. Makanan yang ditawarkan cukup bervariasi, khas wisata gunung, sebut saja jagung bakar, sate kelinci dan tentu saja mie kuah dan bakso. Banyak diantara pengunjung juga merupakan komunitas motor dan mobil. Kopdar ditengah pandemi yang mengekang mereka hampir sepanjang tahun 2020. 
Pandemi memang banyak mengajarkan kepada manusia, bahwa hidup bersih itu kebutuhan, bukan tuntutan! Semoga pandemi ini segera berakhir dan keadaan berangsur normal seperti sediakala, aamiin!
#PuncakBogor #Wartaz #Besongol #Bogor #Jakarta #Indonesia #WisataPuncak #JawaBarat #Cianjur #WonderfulIndonesia #DKIJakarta #WarkopDKI





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Namanya Abadi, tapi (tak) Dapat Ditinggali

Ranting Pena

[2nd Day] SILO Mentality, Growth or Fixed?