Gegap gempita selalu tersaji di setiap malam pergantian tahun. Tak peduli di kota besar, atau di daerah terpencil sekali pun, mesti meriah. Setelah hampir tiga tahun lamanya sejak negeri dilanda pandemi, tiga hari menjelang pergantian tahun presiden Jokowi resmi mencabut status PPKM. Apa dampaknya? Masyarakat bebas berkumpul dan berkerumun! Pas dengan momen tahun baru.
Menjelang perayaan tahun baru 2023, cuaca di berbagai wilayah Indonesia cukup ekstrim. Hujan deras disertai angin kencang mendominasi di wilayah Jawa. Inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah. Himbauan sempat dikeluarkan oleh BMKG merujuk situasi gelombang tinggi di perairan Laut Jawa.
Penyeberangan Merak-Bakauheni sempat dihentikan sementara karena kondisi ini. Bahkan sempat viral di media sosial Twitter kondisi area parkir mobil yang porak poranda akibat terjangan gelombang tinggi saat itu. Meskipun akhirnya disangkal oleh pemerintah bahwa kabar tersebut adalah hoaxs alias palsu.
Namun dari kabar yang beredar, bahwa benar adanya ada kendala ketika antrian kendaraan besar yang akan menyeberang, sempat tertahan di pelabuhan. Tak hanya di Merak-Bakauheni, penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tak luput dari peringatan dini, waspada gelombang tinggi.
Prakirawan BMKG mengatakan kondisi ini akan berlangsung hingga malam pergantian tahun. Tak meleset. Hujan tak berhenti dari hari Jumat (30/12/2022) dini hari hingga menjelang siang, membuat banjir di Kota Semarang. Bahkan sempat melumpuhkan transportasi darat di Kota Lumpia ini. Genangan air yang cukup tinggi membuat pengendara menunda perjalanan mereka.
Dibeberapa titik, ketinggian air mencapai dada orang dewasa, sekira satu meter. Sementara itu kedatangan dan keberangkatan dari Stasiun Tawang, Semarang, sempat terganggu. Melalui media sosial resmi, semua perjalanan dari dan menuju Stasiun Tawang, dialihkan ke Stasiun Poncol, akibat jalur kereta yang terendam banjir.
Tak jauh beda dengan wilayah lainnya di Indonesia, di Jakarta, sejak dua minggu menjelang tahun baru dilanda hujan sepanjang hari, meskipun intensitasnya ringan. Sebentar hujan, sebentar reda, begitu terus sepanjang hari, tiada henti. Angin yang bertiup juga lumayan kencang, semakin menambah efek dingin. Sampai tulisan ini dibuat, mendung masih enggan beranjak dari langit ibukota.
Mencoba melongok ke kota sebelah, Bogor, ternyata kondisi yang sama kami dapati. Bogor yang terkenal dengan Kota Hujan, malah intensitas hujannya cukup lebat. Tapi itu tak menyurutkan niat masyarakat di sana untuk menikmati malam pergantian tahun dengan jalan-jalan. Lihat saja antrean kendaraan masuk tol, cukup panjang! tampaknya sore itu sebagian besar warga bersiap "berhambur" ke kota-kota sekitar, sebutlah Jakarta atau Bandung.
Fakta menarik yang kami dapati sepanjang perjalanan dari dan menuju Kota Bogor di malam tahun baru:
1. Pedagang jagung dan arang menjamur
Start dari Jakarta sekira pukul sepuluh pagi, cuacanya cukup mendukung, tak ada hujan dan terik pun tidak, sendu, begitu kami menyebutnya. Hawa sejuk sangat terasa sepanjang perjalanan. Beberapa titik jalan bahkan masih kami jumpai genangan air.
Untuk mengusir penat dan demi "menikmati" jalan selama touring dadakan ini, kami mencoba mengamati hal yang tak penting, penjual jagung lengkap dengan arang dan alat panggang!
Tak penting, tapi lazim. Pemandangan ini disuguhkan hampir setiap malam tahun baru. Kehadiran pedagang jagung dadakan ini sangat mudah ditemui, bahkan toko-toko yang biasanya hanya jual alat-alat rumah tangga, hari itu juga menawarkan jagung! Bisa dikatakan stok jagung sangat melimpah dimalam tahun baru.
2. Kembang api masih "bebas" dijual
Puncak perayaan malam tahun baru biasanya akan diwarnai pesta kembang api. Bagi sebagian orang, ritual ini wajib ada, bahkan mereka sudah paham titik-titiknya. Khusus tahun ini, Jakarta tak mengadakan pesta kembang api untuk menutup tahun 2022 dan menyambut tahun 2023.
Meski demikian, tak menyurutkan niat warga untuk menggelar pesta kembang api secara mandiri alias kecil-kecilan. Dari pantauan, langit Jakarta tetap meriah malam itu. Kilatan cahaya dan letusan petasan silih berganti, tepat pukul 24:00, serempak!
Minat warga untuk membeli petasan masih cukup tinggi, faktor inilah yang membuat pedagang kembang api masih bertahan, meskipun tak seramai dulu. Adanya larangan pemerintah menjadi alasannya. Selain membahayakan, kekhawatiran penyalahgunaan petasan bisa menjadi ancaman keamanan.
3. Hujan parsial
Mengapa saya menyebutnya hujan parsial? Ya, karena curah hujan ringan, akan tetapi intensitasnya sering. Cuaca galau, demikian teman saya mengistilahkan. Tetesan airnya seperti di-spray, mirip ketika kita memakai hand sanitizer atau parfum, lembut.
Tahun baru memang identik dengan hujan dan angin. Ya wajar, Desember, gede-gedene sumber (besar-besarnya mata air/ sumber). Kalau seperti itu, sudah seharusnya kita sadar akan potensi bencana alam, entah itu banjir, longsor, atau angin puting beliung .
Kabarnya Pemprov DKI Jakarta berusaha untuk melakukan "modifikasi" cuaca, agar curah hujan di wilayah ibukota dsk. bisa ditanggulangi. Dengan metode tabur garam di awan. Pemprov mengklaim bahwa metode ini efektif untuk mengurangi resiko banjir di wilayah Jakarta.
4. Perayaan tahun baru 2023 jatuh pada hari Sabtu-Minggu
Fakta menarik perayaan pergantian tahun 2023 bertepatan dengan hari Sabtu malam Minggu. Artinya, tak ada libur tambahan, alias sama saja. Mungkin banyak diantara kita yang kecewa, ya sama!π
Sebetulnya perayaan tahun baru itu beriringan dengan Natal, jika hari Natal jatuh pada hari Minggu, tahun baru juga akan jatuh dihari yang sama, bener gak sih?
5. Momen yang pas untuk mayoran!
Bukan tanpa alasan mengapa tahun baru adalah waktu yang tepat untuk berkumpul, kebanyakan para pekerja atau karyawan memanfaatkan momen pergantian tahun untuk mengambil cuti. Tak jarang bagi perantau, situasi ini digunakan untuk "mudik" akhir tahun.
Bertepatan dengan libur sekolah membuat para orang tua juga cenderung menghabiskan waktunya untuk berwisata dan berkumpul bersama keluarga besar.
Makan gak makan asal kumpul ~Slank
Kini, lirik lagu Slank pun agaknya perlu diubah, karena sejatinya ketika berkumpul bersama keluarga, bawaannya kalau gak bercengkrama, ya ngunyah alias makan bareng!
Paling guyub kalau hidangan makanan disajikan secara liwet atau sebagian orang menyebutnya mayoran. Biasanya liwetan ini beralaskan daun pisang, memanjang. Nasi dan lauk pauk ditata beriringan bersama nasi. Sayur pelengkap bisa berupa urap atau sayur lodeh, bikin ngiler kan? Senang, riang dan kenyang pastinya!
Semoga tahun 2023 selalu dalam lindungan-Nya, berkah dalam segala hal dan bahagia yang tiada pernah habisnya..aamiin..
πππππππ
BalasHapusππ
BalasHapusNice
BalasHapusKeren, bahasa indonesia waktu SMA dulu dapet 100 , pandai buat cerita ,,,,, sukses dan sehat selalu mas bro,,,,,, amiin
BalasHapusAamiin...Matur nuwun Broπ€
BalasHapus