Menerobos Hujan, Melesat ke Kota Klaten (Day One)
Februari memang puncak musim hujan, namun tak sedikit pun mengoyak niat kami untuk melancong keluar kota. Tekad bulat kami tak terbendung, setelah tiga tahun agenda rutin workshop ter-pending, akhirnya di 2023 ini kita bisa meluncur ke Jogja!
Jogja memang tak pernah luntur pesonanya, semakin hari daerah istimewa ini semakin ramai dikunjungi wisatawan. Tak hanya turis domestik, namun cukup mudah menjumpai pelancong asing yang menghabiskan waktunya di Kota Gudeg ini.
Tak pelak, setiap long weekend, warga yang tinggal di sekitar Jogja mengeluh karena lalu lintasnya mampet. Kemacetan tak hanya membawa masalah, namun juga membawa berkah. Coba tengok berapa banyak pedagang makanan atau bensin eceran yang kebanjiran berkah?
Rombongan kami berangkat dari Jakarta sekira jam 20:00 WIB, lalu lintas masih lumayan padat, bahkan kami menggunakan jasa Patwal untuk mengantisipasi kemacetan Ibukota. Meskipun tetap harus penuh kehati-hatian karena kondisi lalin yang padat merayap.
Pagi hari, Jakarta sempat diguyur hujan intensitas sedang, alhasil cuaca siang itu cukup sejuk. Mendung menggantung, seakan menandakan kapan saja hujan siap mengguyur Ibukota. Namun, hingga berangkat, hujan tak juga menyapa kami, syukurlah.
Patut bersyukur karena memudahkan kami untuk proses loading barang bawaan yang berkoper-koper! Romantis (red: rombongan wisata) memutuskan menggunakan mini bus kapasitas 27 penumpang, kami menyewa 2 unit. Lumayan jauh kami dikawal untuk sedikit mengurangi kemacetan, hingga Cikampek!
Langit Jakarta malam itu terlihat cukup atraktif, kilatan petir sangat jelas "dinikmati" dari toll, seperti sedang memotret kami dengan efek flash, cukup terang, tentu saja terhibur dengan fenomena alam ini. Sesaat mendung juga nampak karena biasan cahaya. Mungkinkah sang mendung malu karena menghalangi sinar sang rembulan? entahlah! yang jelas mendung dan petir adalah siklus komplementer, saling melengkapi!
Lalu lintas juga terbilang macetnya "normal", ada rekayasa arus di tengah toll dalam kota. Seperti biasa, petugas melakukan contra flow untuk kendaraan yang keluar dari arah Jakarta.
Berselang dua jam perjalanan, Romantis memutuskan untuk rehat sejenak di KM 57, Karawang, Jawa Barat. Mempersilahkan Romantis untuk sholat atau ke toilet, atau bisa juga ngemil dan meregangkan otot-otot sekujur tubuh.
Oia, meskipun mungil, bis yang kami tumpangi juga gokil! Fasilitas seperti karaoke, dispenser untuk ngopi, bantal dan selimut juga ada lho! mantab bukan?! Untuk melepas boring, sepanjang perjalanan dari Jakarta sampai KM 57, kami berkaraoke ria, membuang sisa penat.
Lepas dari KM 57, gerimis mulai datang. Cipali yang terkenal dengan jalur panjang dan gelap menjadi teman perjalanan Romantis. Belum lagi kondisi jalanan Cipali yang terkenal bergelombang. Goncangan memang cukup terasa, apalagi jika posisi duduk di bangku panjang, belakang dan paling ujung, seperti dilempar rasanya. Namun tetap bersyukur, karena toh kami tetap meluncur ke Yogyeskarta.
Subuh menjelang, Romantis sudah berada di rest area KM 429, Ungaran, Semarang. Gerimis pun tak redah. Rest area ini terbilang cukup besar, ada masjid dan berbagai fasum lainnya. Berada di lereng perbukitan, menambah hawa dingin yang menusuk tulang (ah lebay!). Membuat kawasan ini menjadi tempat transit yang cukup nyaman bagi wisatawan. Tak meleset, untuk sekedar ke kamar kecil untuk BAK saja penuh perjuangan, ngantre nya mengular!
Jamaah sholat Subuh juga berjubel, beruntung masjid di sini cukup luas, cukup untuk menampung ribuan jamaah yang datang. Jajanan pun sepertinya buka 24 jam, seperti angkringan, modern mart dan pedagang asongan. Hujan deras sempat membuat pengunjung kocar-kacir semburat mencari tempat perlindungan.
Tiga puluh menit singgah di KM 429, Romantis melanjutkan perjalanan. Keluar pintu tol sekira pukul 06:20. Kondisi lalu lintas terpantau ramai lancar. Wajar saja, jam sibuk. Ada yang memulai aktivitas ke sekolah atau kantor. Tak separah di Jakarta. Paling antrian sedikit mengular pas ada persimpangan atau lampu merah, selebihnya lancar-lancar saja! syukurlah..
Penasaran, coba googling jarak dan waktu tempuh menuju destinasi wisata pertama, Prambanan. Dari exit toll Colomadu, jaraknya masih empat puluhan kilometer dengan waktu tempuh hingga satu jam setengah. Ah, sudah dekat, daripada Jakarta-Colomadu! hehehe..
Tak berselang lama Romantis pun sampai di Kabupaten Klaten, tempatnya diseputaran Kompleks Wisata Candi (KWC) Prambanan. Namun yang menjadi tanda tanya, kenapa tidak langsung masuk dan parkir saja? malah bablas terus ke arah selatan!
Ada yang miss nih sepertinya! Ternyata tidak! Kami menuju konter "pengisian perut"!!!aaaaahhaaayyyyyyy
Satria Resto, begitu namanya. Terletak di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Jogjakarta. Tak jauh dari KWC Prambanan. Dari luar, sepintas biasa saja, tak ada yang istimewa, namun begitu masuk ke dalam..taaaaaaarrraaa...kerennya luar biasa!
Baru masuk saja sudah di suguhkan barang antik, becak! Terparkir di sisi kanan RM. Tampak begitu kokoh dan "berotot", seolah menunjukkan betapa perkasanya dia di jamannya. Angkutan kota yang sempat ada untuk mengantar kemana pun tuannya pergi. Bahkan sisa-sisa peluh cukup jelas terlihat pada bagian kemudi, berkarat. Namun tak mengapa, yang penting becak sudah ada di hati masyarakatnya, Jogja Istimewa!
Masuk ke bagian teras RM, masih ada kejutan lagi! Coba tebak, apa ya kira-kira? Sepeda motor Tok Dalang terparkir di sini, Honda Kapcai! Motor butut yang ada di serial anak Upin-Ipin ini menjadi pajangan di sini. Bahkan sampai warnanya pun sengaja dibuat sama, biru magenta, keren seru! Kapcai di dunia nyata, ciamik!
Di ruang lobby lagi-lagi disuguhi pemandangan yang tak biasa, sejalan dengan tagline perusahaan global, ramah lingkungan! Meja dan kursinya terbuat dari drum bekas dan dipoles dengan rapih, ditangan-tangan kreatif pekerja seni. Prinsip reuse tak hanya sweet lips tapi diaplikasikan. Luar biasa!
Di pojok dinding dipermanis dengan replika telephone room jadul warna merah menyala, senada dengan warna meja kursinya, klop! Di dindingnya juga ditempel ornamen simple yang cukup apik. Berikut lengkap dengan miniatur sepeda ontel dan lainnya. Jogja Kreatif!
Semakin ke dalam semakin asoy! Konsep ruang makannya open space, mata bebas memandang hehijauan daun padi. Seluas mata memandang, seluas itu pula hamparan sawah, pemandangan yang tak akan kalian dapati di Jakarta. Kabut tipis juga masih mencumbu tanaman padi yang lagi seger-segernya dan bertumbuh. Dari arah tenggara, menyembul puncak Stupa Prambanan, ah gila! Nikmat mana lagi yang kau dustakan!
Jika alam memanjakanmu dengan begitu luar biasa, mengapa manusia masih serakah untuk terus "memperkosanya"? Waktunya bermuhasabah dan berbenah!!! Semoga wisatamu menjadi berkah..aamiin..
#Jogja #JogjaIstimewa #Romantis #RombonganWisata
Komentar
Posting Komentar
Besongol.xyz