Day One, It's Finance Workshop!
Seminggu terakhir cuaca di ibukota terasa lebih gerah dibanding minggu-minggu sebelumnya. Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi waktu yang lama, terakhir kali terjadi di malam Pemilu, 13 Februari 2024. Bahkan, dua hari setelahnya, udara di Jakarta bisa dibilang sangat sejuk. Sampai-sampai kalau mau mandi, harus rebus air dulu, agar tak menggigil.
Tampaknya Indonesia akan masuk musim pancaroba. Panas cukup menyengat dan tiba-tiba mendung datang disertai angin yang cukup kencang, pun kalau turun hujan, hanya seperti "disiram" alias hujan ringan. Tentu saja hanya dengan durasi tak sampai lima menit, gerimis meredah. Hawa pun jadi bertambah gerah!
Beruntungnya raga ini diberikan kesempatan untuk "mencicipi" sejuknya udara di Area Lereng Halimun Salak, Bogor! Sejenak refresh dalam acara Workshop ITS Finance. Kota hujan menjadi jujugan rombongan kami tahun ini. Bertepatan dengan hari Kamis, 22 Februari 2024 dan berakhir 24 Februari, kami meluncur ke Leuweng Geledegan Ecolodge.
Jam menunjukkan 14:45, artinya seluruh peserta workshop sudah harus bersiap di halte shuttle bus. Dan benar saja, armada big bus yang kami sewa, telah stand by di sana, bus dengan kapasitas tempat duduk 48 seat. Durasi yang cukup singkat, sekira 10 menit, waktu yang diberikan building management untuk proses loading barang dan penumpang.
Sebagai komite yang penuh tanggungjawab dan juga antusiasme peserta, menjadi diri ini tak kenal lelah. Satu per satu barang bawaan emak-emak, saya "angkut" dengan kecepatan super dari lantai 15. Hanya tiga hari di Bogor, tapi bawaannya hampir satu lemari!😅
Tak sampai sepuluh menit, karena kekompakan panitia dan peserta, loading pun selesai.
Kami pun berangkat tepat pukul 14:53. Sebelum mengawali perjalanan, tak lupa kami memanjatkan do'a, agar selama di perjalanan dan gelaran workshop nanti, kami diberikan keselamatan, kelancaran dan kesehatan hingga sampai kembali ke rumah.
Cusss ke Leuweng Geledegan Ecolodge
Pertimbangan kami meluncur ke Bogor "di awal waktu" adalah kondisi lalu lintas. Jam tiga sore, belum memasuki peak traffic di Jakarta. Dan benar saja, lalu lintas belum terlalu padat. Perjalanan dari Jakarta ke Sukamantri, Bogor, kami tempuh kurang lebih dua jam. Padatnya lalin baru terpantau setelah keluar dari tol Jagorawi.
Disamping bersamaan dengan jam pulang kerja, kondisi jalan yang sempit dan banyaknya simpangan membuat laju kendaraan sedikit tersendat. Belum lagi angkot ngetem sak enak udele dewe!(red: semaunya sendiri), tambah memperparah kemacetan. Namun, kami beruntung, bisa membunuh waktu di tengah kemacetan dengan karaokean!😆
Kondisi bus cukup bagus, meskipun memang body eksteriornya masih jadul, belum upgrade ke model bus saat ini. Namun, secara interior, kondisinya terjaga dengan baik. Kabin untuk penyimpanan barang pun cukup oke, ditambah lagi air conditioning nya masih normal.
Dan tentu saja yang tak kalah penting "senjata" untuk karaokenya! Sepanjang perjalanan, kami asyik dengan bernyanyi dan berdendang. Tak ada wajah kalut dan kusut, yang ada hanya senyum dan canda tawa lepas diantara kita semua. Kesempatan dan momen seperti saat ini menjadi sesuatu yang mahal ditengah keterpurukan global. Kami merasa beruntung, manajemen memberikan apresiasi kepada seluruh karyawannya.
Gelak tawa dan senda gurau meleburkan seluruh pikiran dari beban pekerjaan. Meskipun sejenak, setidaknya bisa mengurangi rasa jenuh. Keluar dari rutinitas adalah solusi untuk kembali men-defrag ulang isi di dalam otak. Harapannya, ketika semua tersusun dengan rapih dan semestinya, kita bisa beraktivitas dengan spirit dan semangat baru!
Kami touch down di Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Bogor, tepatnya di pelataran parkir Lentera Kafe. Informasi yang kami dapatkan, semakin ke puncak, jalanan semakin menyempit dan tak bisa dilalui bus besar. Jalanan terpantau memang sangat padat dan kecil, untuk berpapasan saja, perlu berhenti di salah satu sisi, kalau tidak, bisa saja spion nyangkut di kemudi!
Kondisi ini diperparah kehadiran bocil pemburu telolet! Mereka berdiri di bahu jalan, hampir di sepanjang jalan. Mulanya, kami mendapati mereka di seputaran exit tol Jagorawi. Jumlahnya tak terlalu banyak, namun ketika memasuki Raya Ciapus, gerombolan bocil semakin ramai, mereka berbaris di kanan kiri bahu jalan! Kondisi yang sangat tidak aman bagi anak-anak? ya jalanan!
Leweung Geledegan Ecolodge
Tempat ini termasuk baru sebagai destinasi wisata atau penginapan di Lereng Gunung Salak. Dari sumber ordal alias orang dalam, LGE diresmikan di akhir tahun 2019! Artinya, berselang tiga bulan lamanya, Covid 19 datang melanda seluruh wilayah Indonesia, dampaknya mereka harus menutup sementara usahanya! Bisa dibayangkan? betapa beratnya pelaku wisata di Indonesia saat itu, termasuk LGE ini.
Beruntungnya mereka bisa eksis dan bertahan hingga kini. Masih dari ordal, pangsa pasar dari LGE ini menyasar pada korporasi ataupun lembaga besar lainnya. Konsep yang ditawarkan pun cukup berkaitan erat dan sangat mendukung.
Fasilitas yang ditawarkan cukup banyak, dari tempat parkir yang luas, kolam renang, kafe kekinian, hall untuk rapat atau meeting, sekedar kopdar juga bisa! Untuk penginapannya sendiri mengusung tema glamping. Bagaimana dengan fasilitas didalamnya?
Tenang tak perlu risau, tenda di sini sudah dilengkapi AC, televisi, kamar mandi berikut lengkap dengan toilet duduknya. Bagaimana dengan koneksi internet? Jika menggunakan paket data internet biasa, memang terkadang byar pet, timbul tenggelam, tapi tenang, di LGE ini ada fasilitas free WiFi, jadi tinggal di kombinasikan saja, sinyal jadi kuat!
LGE ini tempat yang cocok untuk pusdiklat atau team building. Bukan tak beralasan, mengingat tempat ini cukup luas. Bahkan dibeberapa titik disediakan tempat untuk membuat api unggun, maklum di lereng Gunung Salak, adem. Belum lagi lapangan yang cukup luas, cocok untuk acara BBQ Time dan api unggun raksasa!
Ya, dimalam pertama kedatangan kami di LGE disambut dengan dinner di main arena workshop! Menurut saya pribadi, menunya cukup enak! Berbagai jenis sambal disajikan prasmanan. Terhitung tiga meja berjajar membentuk huruf L. Satu meja berisikan menu makanan berat (nasgor, nasi putih, mie goreng, aneka sambal dan lauk), satu meja sudah siap sedia sea food dan beef serta satu meja sisanya ditempatkan jus, kopi, dawet alias cendol, dessert dan buah-buahan. Mantab kan!
Usai dinner, kami diarahkan komite ke lapangan yang berada diujung sisi barat LGE, kebetulan tempatnya tak terlalu jauh dari "kompleks" penginapan kami selama dua hari tiga malam. Tak perlu tenaga ekstra, karena cukup melakukan pengereman kaki, alias jalanan menurun tajam!😅
Jam menunjukkan pukul 20:30, acara BBQ alias bakar sosis, sate dll dimulai! Bisa dibayangkan kan bagaimana kondisi perut kami malam itu? Selepas dinner, langsung BBQ time! astagaaaa....!!!!!
Namun antusias kami tentu saja tak berkurang sedikit pun, karena apa? Karena acara ini cukup menarik! Ditengah kegelapan di salah satu sisi Gunung Salak, kami bisa bernyanyi bergembira dan tertawa layaknya bocah. Kami tenggelam dengan suasana syahdu malam itu. Mendung gelap yang menggelayut sejak kami datang, hanya meneteskan satu dua butir air dari langit, bagi kami, ini adalah keberkahan!
Host-nya cukup provokatif, sehingga acara mengalir dengan begitu ceria. Ada yang berjibaku dengan asap api unggun, ada pula yang berjuang dengan asap dari panggangan sate. Ada yang bersorak-sorai memberi semangat pada teman yang sedang bernyanyi, ada pula yang sibuk menjaga sound system agar musik tetap mengalun gaduh.
Kebersamaan dan kegembiraan tumpah ruah malam itu. Sesekali suara merak memecah keheningan malam. Tak ketinggalan suara katak bersahutan, belum lagi dengkuran serangga yang cukup kencang berada di kejauhan, khas hutan! Ah, terima kasih Tuhan! Nyanyian alam memang tiada tandingan.
Larut dalam acara malam itu, membuat mata enggan terpejam. Acara BBQ resmi berakhir sekitar jam setengah sebelasan, maklum, acara kami masih panjang. Kami sadar, bahwa momen yang sama tak kan pernah terulang! Akhirnya kami memutuskan untuk jagongan bersama, kata Gen-Z, kongkow-kongkow!😅
Gojegan alias guyonan adalah saat yang tepat untuk melakukan engagement sesama kawan. Canda di kantor beda dengan canda di tengah hutan, begitulah anekdotnya. Tawa lepas dan grrrrrrrrrrr spontan membuat otot yang tegang disekitar wajah menjadi kendor, ya inilah kebersamaan! Tak ada julid, tak ada sengit, semua mencair malam itu.
Dalam hidup, yang mahal itu momen, bukan permen! (Anonim)
Komentar
Posting Komentar
Besongol.xyz