Rekor Durasi Hujan Pecah di Jakarta!
Cuaca ekstrem di Ibukota cukup terasa seminggu terakhir. Hujan dengan intensitas ringan hingga berat disertai petir dan angin cukup "rajin" menyapa Jakarta. Pagi ini saja hujan mengguyur selatan Jakarta hingga 5 jam lamanya.
Mengutip dari laman BMKG, prediksi hujan akan turun di tanggal 6-7 Juli 2024 terbukti. Lumayan cukup lebat dan nyaris tanpa henti! Semoga saja banjir tak menyapa ibukota.
Setelah fenomena alam El Nino, kali ini El Nina datang. El Nino adalah fenomena musim yang unik, dengan kecenderungan berdampak pada kekeringan.
Apa itu El Nino?
El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (akr: SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk seperti di Indonesia. El Nino lemah berkisar antara 0.5 hingga 1.0, El Nino moderat berkisar antara 1.0 hingga 2.0, sedangkan El Nino kuat dengan nilai lebih dari 2.0.
Syarat untuk diidentifikasikan sebagai El Nino adalah nilai indeks Nino 3.4 masuk dalam kategori El Nino minimal konsisten selama 5 bulan berturut-turut. El Nino memiliki dampak yang beragam dalam lingkup skala global. Beberapa negara di kawasan Amerika Latin seperti Peru, saat terjadi El Nino akan berdampak pada meningkatnya curah hujan di wilayah tersebut. Sedangkan di Indonesia secara umum dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.
El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Indonesia.
El Nino dipicu oleh peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur. Perubahan suhu ini menyebabkan pergeseran angin dan arus laut, yang mengubah pola cuaca secara global. Dampak El Nino sangat dirasakan, khususnya di sektor pertanian.
Beberapa dampak yang ditimbulkan adalah El Nino seringkali menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut dan mengurangi curah hujan di beberapa wilayah. Kekeringan yang berkepanjangan dapat terjadi akibat hal ini.
Seiring mulai melemahnya El Nino, ada fenomena alam lainnya, yang siap menyapa sebagian besar wilayah Indonesia, kebalikan dari El Nino, ya El Nina! El Nino sendiri dinyatakan "netral" pada akhir Mei 2024.
Dampak dari El Nino yang netral juga dapat mempengaruhi sektor pertanian, sumber daya air, energi, transportasi, kehutanan, perikanan, serta berpotensi memengaruhi perubahan pola cuaca secara global. Oleh karena itu, pemantauan terhadap kondisi El Nino yang netral dan dampaknya merupakan hal yang penting untuk berbagai sektor dan kegiatan manusia.
Lantas, apa itu El Nina? Fenomena alam yang tak kalah menarik untuk dikulik
La Nina adalah fenomena alam yang terjadi secara periodik di Samudera Pasifik. Fenomena ini menyebabkan suhu muka laut di wilayah tersebut mengalami penurunan, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya. Selain itu, La Nina juga berdampak pada curah hujan yang lebih tinggi dari rata-rata, sehingga dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin kencang
La Nina juga dapat mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. Fenomena ini memiliki dampak yang berlawanan dengan El Nino, yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut dan kekeringan di beberapa wilayah.
Jadi kalau dalam cerita dongeng, El Nino dan El Nina memiliki peran yang bertolak belakang alias antagonis! Apa pun nama fenomenanya yang jelas semua terjadi untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan kondisi alam. Alam akan memperlakukan manusia sebagaimana manusia memperlakukan mereka. *
*Tulisan diolah dari berbagai sumber
Ilustrasi El Nino dan El Nina oleh BMKG #Elnino #Elnina #FenomenaAlam #MusimKemarautapiHujan #KemarauHujan |
Komentar
Posting Komentar
Besongol.xyz