Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2025

Bali The Last Paradise

Gambar
Hari pertama, langsung gas. Tak kendor sedikitpun meski mata terasa berat. Kantuk melanda sebagian peserta. Efek berangkat dini hari, bahkan rombongan flight pertama (jam 05:00) sudah stand by di bandara Soetta sejak pukul 03:00 dini hari! Hebat bukan? Ya, peserta harus berada di titik kumpul sesuai arahan dari travel agent dua jam sebelum pesawat lepas landas. Hal ini untuk mempermudah baik panitia, agen perjalanan dan peserta koordinasi, dan pastinya tak ketinggalan pesawat!  Berangkat di pagi buta memang tak mudah bagi sebagian peserta (termasuk saya pribadi hehehe ). Dibutuhkan kemauan, semangat dan tekad yang luar biasa untuk bangkit dari tempat tidur, bersih badan alias mandi dan gosok gigi, jangan lupa pakai baju dan semprot parfum yang wangi! 😂 Beruntung itinerary sudah di share komite dari jauh hari. Jadi tak perlu bingung dan bimbang, bawaan yang “wajib” dibawa pada saat workshop berlangsung pun sudah lengkap diinformasikan, termasuk kebutuhan pribadi seperti obat-o...

Tim Kecil

Gambar
Hening masih bersahabat dengan pagi dini hari. Sudah dua hari ibukota tak disapa hujan, bahkan gerimis pun tak hadir, untuk sekedar menyirami bunga setaman. Ya, memang rerumputan dan kembang, tampak hijau. Guyuran air yang turun dari langit, juga membuat bibit kelengkeng yang ku lempar seminggu lalu, mulai tumbuh tunas dan hari ini, empat helai daun mulai keluar. Menjulur ke kanan ke kiri, tampak kompak.  Pagi ini harus bergegas lebih awal, persis waktu sahur (kalau bulan Ramadan) hehehe. Bali we'll coming. Yap, setelah tahun lalu kita workshop tipis-tipis ke kota Hujan, Bogor, tahun ini, 2025, kita melancong agak jauhan dikit, keluar pulau Jawa. Pulau Dewata. Selain koordinasi yang matang, kesiapan fisik dan mental perlu diasah. Beruntungnya, setiap tahun masuk dalam komite (meskipun anggota sih), tapi setidaknya senang bisa berdampak untuk teman-teman sekebon , eh sekantor.  Gesekan dan percikan mesti ada, dan itu jadi bumbu penyedap di setiap organisasi, sekecil apa pun i...

Pandu

Gambar
“Kenapa matamu terlihat seperti baru selesai menangis?” tanyaku.  “Peduli amat dengan mata ku” jawabnya dengan nada ketus “Aku masih tak paham dengan jawabanmu, jawaban atas pertanyaanku hanya ada dua, ya atau tidak” “Seharusnya kamu tak perlu terlalu ketus dan serius, karena aku hanya ingin tau sebab musabab matamu terlihat merah dan sembab” jelas ku “Mata, mata ku sendiri, nangis, nangis ku sendiri, kenapa kau harus turut campur urusanku?” kembali dia menyanggah ku “Aku tak mau terlarut dengan urusan pribadimu, kamu saja yang terlalu baper dan sensi” aku menjawabnya dengan nada santai Obrolan malam itu yang bisa jadi tak penting, tapi sebagai seorang teman, setidaknya menyapa dengan basa-basi bisa membuka pembicaraan selanjutnya. Nyatanya Pandu tak menaruh respek padaku. Aku kenal dia sejak mengenyam pendidikan di perguruan tinggi alias kuliah. Sudah terbiasa menghadapi sikap juteknya yang tiada duanya. Meskipun kami tak pernah tergabung satu kelas, aku dan Pandu masuk dalam satu...