Postingan

Delman, Moda Transportasi yang Kian Terpinggirkan

Kumandang adzan subuh belum menggema, mentari juga belum menampakkan sinarnya, namun suara kokok ayam bersahutan menyambut pagi dengan riang. Suara katak pun tak kalah “lantang”, maklum semalam hujan mengguyur. “Raja malam” masih mengepakkan sayapnya, seolah enggan pulang ke peraduan. Pancaran sinar bulan cukup untuk menerangi pagi yang masih gelap. Sesekali “ringikan” kuda  sayup-sayup terdengar, entah lapar atau sedang di “treatment” sang Empunya. Dinginnya pagi itu bukan menjadi penghalang bagi si Kusir (1) , yang terpenting hari ini rejeki tetap mengalir dan dapur tetap mengepul. Sebut saja Pak Kusir, beliau adalah salah satu dari sekian banyak “masinis” nya delman yang masih bertahan hingga kini. Andong, delman atau dokar (kata orang Jawa) merupakan moda transportasi andalan dijamannya. Mungkin bagi buyut, kakek, nenek atau orang tua kita, delman  adalah salah satu kebutuhan primer dalam hal transportasi. Dokar menjadi moda transportasi primadona bagi masyarakat dahulu k...

Adakah Solusi?

Surabaya,penghujung July '09 Siapa yang tidak kenal dengan wilayah "setren" Kali Jagir??ya,tempat yang dulu indah kini menjadi pemukiman yang kumuh. Pinggiran kali yang seharusnya ditumbuhi pepohonan yang hijau dan rindang,kini berubah menjadi hunian yang padat penduduk. Seolah tergerus oleh zaman, "setren" Kalijagir kini mulai beralih fungsi.  Mulai  dari gubug peyot hingga bangunan permanen bermunculan di pinggiran sungai. Anehnya, dari pihak Pemkot kurang ada perhatian terhadap bangunan liar yang sekarang marak berdiri megah dimana-mana. Bagaimana dengan aturan Perda yang ada? Apakah karena ijin IMB <Ijin Mendirikan Bangunan> yang terlalu mudah? Atau karena ada oknum tertentu yang mempunyai kepentingan individu dalam memberikan IMB? Permasalahan ini kerap kali muncul karena belum adanya titik temu antara Pemkot <dalam hal ini sbg pemegang wewenang pemerintahan> dan Lembaga terkait untuk lebih tertib administrasi dalam menerbitkan IMB. Belum lama i...

Kehidupan "kecil" Suramadu

Suramadu, August 05 '09 Rasa penasaran terobati sudah. Setelah sekian lama hanya mendengar dari cerita dan kabar berita,akhirnya bisa melihat secara langsung jembatan yang konon katanya terpanjang di Asia Tenggara. Jembatan penghubung antara Pulau Madura dengan Surabaya ini, diperkirakan akan membantu percepatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur,khususnya Madura. Suramadu seakan menjadi icon baru dan kebanggaan warga Jatim dan sekitarnya. Jembatan yang telah digagas semenjak Presiden RI pertama, Ir. Soekarno hingga akhirnya terealisasi dipertengahan tahun 2009. Beragam masalah menjadi faktor lamanya pembangunan Suramadu,termasuk pergantian pucuk pimpinan<baca: presiden> dan faktor ekonomi. Kendala lain yang muncul ketika proses pembangunan adalah pembebasan lahan warga. Masalah runyam ini akhirnya menemui titik temu. Sebagai kompensasi, pemerintah akhirnya merelokasi rumah warga dan memberikan ganti rugi kepada penduduk disekitar proyek mega dahsyat ini. Kini bangunan kokoh itu ...

Jeglongan Sewu, Satire Santun Warga untuk Pemerintah

Sebagian orang mungkin sudah pernah mendengar sebutan jeglongan sewu (red:seribu lubang). Keadaan ini menggambarkan kondisi jalan raya yang tingkat kerusakannya sangat parah. Dimedia sosial “Wisata Jeglongan Sewu” cukup viral dan ramai diperbincangkan. Bermula dari postingan masyarakat Gresik dan sekitarnya, mendadak jalan raya dijadikan tempat “wisata” baru dan dadakan. Banyak pengendara yang melintas dijalan raya Tuban-Gresik yang penasaran dengan keberadaan Wisata Jeglongan Sewu. Wisata ini dapat dijumpai dengan mudah, terutama pengendara yang melalui jalur Pantura, tepatnya di Jalan Tuban- Gresik, Desa Betoyokauman,  Kec.Manyar, Kab.Gresik. Jalan nasional yang menghubungkan Gresik dan Tuban ini merupakan jalur favorit kendaraan  besar menuju Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta dan sebaliknya. Istilah Jeglongan Sewu muncul sebagai bentuk protes warga kepada pemerintah karena perbaikan jalan yang mereka harapkan tidak kunjung terealisasi. Puncaknya, warga disekitar jalan pen...

Mimpi lewat PT Favorit

Gambar
Setiap menjelang tahun ajaran baru, orang tua yang anaknya akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sering dipusingkan oleh berbagai pilihan perguruan tinggi (PT). Tentu, orang tua mengharapkan anaknya bisa menempuh pendidikan di PT favorit berkualitas, baik secara akademik maupun “nilai jualnya” setelah menyelesaikan studi. Dengan kata lain, bisa menghasilkan para sarjana yang mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat umumnya, termasuk menciptakan lapangan kerja baru. Berbagai usaha dilakukan sekolah agar anak didiknya bisa lulus dalam ujian akhir nasional (unas). Apalagi, dalam lima tahun belakangan pemerintah telah menerapkan standar kelulusan minimal (SKM) bagi siswa dan siswi yang mengikuti ujian akhir. Program intensif belajar (PIB) atau bimbingan belajar  (bimbel)mulai diterapkan diseluruh pelosok tanah air. Tujuannya menekan angka ketidaklulusan yang hampir setiap tahun meningkat, mengingat SKM yang ditetapkan dari tahun ke tahun selalu naik. Un...

Apakah selamanya politik itu kejam?Apakah selamanya dia datang tuk menghantam?

Sepenggal lirik dari sang maestro Iwan Fals yang kala itu sangat rajin mengkritik pemerintah. Cara “elegan dan santun” untuk mengkritisi pengendali Negara dari seorang seniman yang berkelas. Tak perlu darah bercucuran, tak guna ada permusuhan, Politik itu kejam, politik itu sadis, politik itu penuh intrik, politik itu tak berperikemanusiaan, politik itu sampah, politik itu kotor, politik itu busuk..lebih busuk dari tumpukan sampah di TPA (red: Tempat Pembuangan Akhir) Bagi orang awam bisa jadi kata-kata tersebut yang keluar dari mulut (secara spontan) ketika ditanya apa itu politik. Tak heran memang jika banyak dari masyarakat kita begitu antipati jika berbicara politik. Indonesia memang Negara berkembang yang sedang “belajar” tentang begitu pentingnya peran politik untuk membangun sebuah bangsa. Jika melihat sejarah Indonesia, memang perkembangan politik ditanah air cenderung lamban jika dibandingkan dengan Negara tetangga seperti Malaysia maupun Singapura. Masa lalu yang kelam mem...

Kantong Plastik (tak) Berbayar

Oleh : Randy Prima Alumni Prodi Akuntasi, Alumni FE Universitas Muhammadiyah Malang                 Kurang lebih delapan bulan lamanya pemerintah menetapkan kebijakan Kantong Plastik Berbayar (KPB), itu berarti selama itu pula “umur” dari kebijakan tersebut. Kebijakan pemerintah untuk menekan penggunaan kantong berbahan plastik memang cukup beralasan, mengingat dari tahun ke tahun penggunaan kantong plastik cenderung terus meningkat dan merupakan penyumbang sampah yang paling dominan, seiring bertambahnya populasi penduduk di negeri ini. Awalnya kebijakan ini belum menemui hambatan yang berarti, mengingat hampir semua kalangan mendukung niat baik pemerintah untuk mengurangi sampah, terutama sampah plastik yang notabene kurang ramah lingkungan. Namun seiring berjalannya waktu, permasalahan mulai muncul. Diantaranya kriminalisasi atas kebijakan ini yang disebabkan oleh “mahal” nya harga kantong plastik yang ha...