Delman, Moda Transportasi yang Kian Terpinggirkan
Kumandang adzan subuh belum menggema, mentari juga belum menampakkan sinarnya, namun suara kokok ayam bersahutan menyambut pagi dengan riang. Suara katak pun tak kalah “lantang”, maklum semalam hujan mengguyur. “Raja malam” masih mengepakkan sayapnya, seolah enggan pulang ke peraduan. Pancaran sinar bulan cukup untuk menerangi pagi yang masih gelap. Sesekali “ringikan” kuda sayup-sayup terdengar, entah lapar atau sedang di “treatment” sang Empunya. Dinginnya pagi itu bukan menjadi penghalang bagi si Kusir (1) , yang terpenting hari ini rejeki tetap mengalir dan dapur tetap mengepul. Sebut saja Pak Kusir, beliau adalah salah satu dari sekian banyak “masinis” nya delman yang masih bertahan hingga kini. Andong, delman atau dokar (kata orang Jawa) merupakan moda transportasi andalan dijamannya. Mungkin bagi buyut, kakek, nenek atau orang tua kita, delman adalah salah satu kebutuhan primer dalam hal transportasi. Dokar menjadi moda transportasi primadona bagi masyarakat dahulu k...