Postingan

Hujan, Aku Belajar Mengenalmu

Gambar
“Apa yang bisa kamu pelajari dari hujan, hah?“ Suara dengan nada keras melintas di kupingku Aku hanya terdiam mendengar pertanyaan yang terlontar dari suara Bapakku, nadanya yang meninggi, membuat aku berpikir dua kali untuk menjawab pertanyaan dengan nada emosi, pun kalau aku jawab, dia tidak akan menerima sepatah kata ku.  “Dasar anak aneh, diminta bantuin Bapaknya dorong gerobak, eh malah ngelunjak, sok-sokan belajar tentang hujan” mulut bapak terus mengomel “Semoga kelak engkau mengerti, bahwa hidup tak hanya sekedar tentang senyuman dan pujian, kamu harus kerja keras, Nak” tegas kata-kata itu keluar dari bibirnya Aku hanya mampu membisu, sembari menahan tangis, mau berontak? Menjawab setiap pertanyaan Bapak? Tak mungkin, bagaimanapun dia adalah ayah biologis ku, seorang lelaki yang dulunya ku kenal diam dan penyabar, tak pernah keluar kata-kata kasar dari mulutnya. Konflik batin ini aku rasakan semenjak Bapak resmi pensiun dari karyawan swasta, salah satu perusahaan terkemuk...

Farm House Lembang, Tempat Rekreasi Nyaman yang Ramah Anak

Gambar
Pagi yang cerah cenderung gerah, cuaca Bandung pagi itu. Meski mendung sempat menggumpal di atas langit Kota Kembang, perlahan tersapu angin, menyingkir entah kemana. Sinar mentari bebas menghujam ke sela-sela jendela dan pintu kamar Villa, seolah mengingatkan kami, segera bangun dan bangkit dari kamar tidur.  Sejuknya suhu ruangan tempat kami menginap, sedikit membuat berat untuk beranjak dari ranjang. Bocil juga tampak lelap dengan tidurnya. Berbeda dengan emaknya, yang memang tak cukup bersahabat dengan suhu pendingin ruangan, bahkan sebelum adzan Subuh berkumandang, matanya sudah terbuka lebar.  Padahal selimut tebal semalaman sudah membalut tubuhnya, tetap saja dengan settingan suhu normal ruangan, matanya enggan terpejam. Sempat terlelap meskipun sebentar. Begitu ucapnya. Bisa jadi ada sesuatu yang dia rasakan, tapi memilih untuk diam membisu. Beruntung ada Uti, setidaknya sedari pagi, nyonya ada teman ngobrol, sembari menunggu sang surya menyapa.  Seusai Subuh-an, ...

Akhirnya, setelah hampir empat tahun!

Gambar
Pesan itu tiba-tiba ada di inbox, dari pengirimnya, jelas email dari personalia untuk kepentingan internal. Subjeknya, “Setetes Darah Anda, Sangat Berarti Bagi Mereka yang Membutuhkan, Ayo Donor Darah”. Akhirnya, untuk pertama kali di Jakarta, berkesempatan untuk kembali berdonor darah.  Antusiasme membumbung, karena tak perlu susah payah ke PMI, ada yang jemput bola. QR code langsung ku crop dengan snipping tools, harapannya setelah jam istirahat tiba, bisa langsung mendaftar dan mengisi biodata. Maklum, dulu ketika masih berdinas di pabrik, acara semacam ini menjadi agenda rutin plant setiap enam bulan sekali.  Sayangnya sampai hari H pun, lupa untuk scan QR, alhasil namaku pun tak terdaftar secara online sebagai calon pendonor. Pagi itu, kantor masih lengang, meskipun jam hampir menunjukkan pukul sembilan. Ada yang tidak biasa. Pantas saja, ketika jalan menuju kantor dari arah parkiran, beberapa rekan kerja menerobos kerumunan, melawan arah, dengan langkah terburu.  In...

Kota Bandung, Bantalan Gunung

Gambar
Bandung, 28 September 2024 12.53 Rest Area Bakaheuni KM 88 Meluncur dari ibukota sekitar pukul sepuluh pagi, sampai di rest area KM 88 tepat pukul 12.10. Cuaca sangat cerah hari ini. Lalu lintas terpantau lancar jaya! Kalau pun padat, ya di pintu toll saja, antre tapping.  Perut yang keroncongan dan sudah masuk waktu sholat Dzuhur, kami melipir ke rest area. Bagiku, rest area ini sangat lengkap. Fasumnya cukup memadai, mulai dari masjid, SPBU, kios makan, restoran terkemuka, hingga arena bermain anak, ada di sini! Satu yang istimewa, toiletnya! Patut diacungi jempol, selain gratis, kamar mandinya sangat bersih dan wangi, dan asal kalian tahu, full AC pula, jadi betah nggak tuh berlama-lama di situ? Hehehe Tempatnya lumayan adem, beberapa tenda lengkap dengan meja kursi di tata sedemikian rapi, tentunya diantara pepohonan yang rindang, cukup membantu ditengah udara Purwakarta yang terik. Di sisi kirinya berjajar aneka booth, mulai dari kopi, minimarket, hingga warung makan besar. Ma...

Andai ku Beranikan Diri

Sepi dan hening, suasana kantor pagi itu. Bahkan ketika aku datang, saklar yang berada persis di sebelah kiri pintu masuk tampak belum posisi on , temaram. Sinar matahari belum terlihat sempurna, gorden warna putih tulang itu menutup kaca-kaca di sekeliling ruang kantor. Kaca yang multifungsi, sebagai tembok transparan, yang bisa saja aku memandang dengan leluasa suasana di luaran sana. "Selamat pagi, Mas" tiba-tiba suara lirih terdengar.  "Hallo, selamat pagi juga, Mbak" sahutku sambil menoleh mencari asal muasal suara.  Rima datang sepagi ini, gumamku dalam hati. Ada apa gerangan sehingga dia rela datang ke kantor ketika sinar matahari belum terlihat. Tanpa menghela nafas, aku kembali melempar tanya,  "Tumbenan datang sepagi ini, Mbak?" Sembari melepas jaket kulit warna coklat, dia rupanya tak mendengar percakapanku. Tangannya begitu cekatan, melakukan pekerjaan secara bersamaan, menaruh tas dan bersiap menyalakan laptop yang sudah di hadapannya. Wajahny...