Gimbal Tempe
Srintil sengaja menenteng tempe yang ia beli dari pasar, namun kali ini agak beda. Dia membawanya tanpa kantong plastik, ada lima biji. Tangan kanan kirinya pun penuh tempe di genggaman. Semuanya dibungkus daun pisang, mirip klepon bulang tanpa kotaknya. Ke pasar sendiri, hanya untuk membeli tempe. Pasar yang letaknya tak jauh dari tempat tinggalnya itu, sudah ramai, bahkan sebelum Subuh, geliat pasar rakyat mulai terlihat. Dari puluhan pedagang tempe yang tersebar di pasar itu, Srintil telah menjatuhkan pilihan alias berlangganan ke salah satu lapak, Tempe Ngisi Roso. Bukan tak beralasan, Srintil kerap membeli tempe di TNR, karena mengikuti jejak mendiang ibunya. Tempe Ngisi Roso ini memang berhasil bertahan sampai ke generasi ketiga, setara dengan cucu hingga kini. Rasanya pun cukup terjaga, hanya saja mereka mulai sedikit mengikuti trend masa kini, tempe kemasan plastik! Selain lebih praktis dan efisien, tentu harganya lebih murah jika dibandingkan daun pisang atau jati....